Senin, 24 Maret 2014

Perekonomian Indonesia Era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono


Seperti yang kita ketahui, Perekonomian Indonesia terdapat 2 Kabinet Indonesia Bersatu pada era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kabinet Indonesia Bersatu jilid I yaitu merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 – 2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum langsung di Indonesia, sedangkan Kabinet Indonesia Bersatu jilid II dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil presiden Dr. Boediono yang merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014).

Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan kontroversial yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin. Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan berbagai masalah sosial. Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah mengandalkan pembangunan infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Salah satunya adalah diadakannya Indonesian Infrastructure Summit pada bulan November 2006 lalu, yang mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah. Mungkin ini mendasari kebijakan pemerintah yang selalu ditujukan untuk memberi kemudahan bagi investor, terutama investor asing, yang salah satunya adalah revisi undang-undang ketenagakerjaan. Jika semakin banyak investasi asing di Indonesia, diharapkan jumlah kesempatan kerja juga akan bertambah.

Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sapanjang 2008 hingga 2009. Walaupun sempat terpengaruh krisis ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa, tetapi perekonomian Indonesia telah membuktikan mampu bertahan.  Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6 - 6,5 persen pada 2011. Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia akan lebih baik dari perkiraan semula.

Presiden SBY sejak 2004 berangkat dengan empat pilar utama strategi pembangunan ekonomi, yaitu Pro-Growth, Pro- Poor, Pro-Job, dan Pro-Environ- ment, yang kemudian dikenal dengan istilah pembangunan ekonomi berkelanjutan dan merata (sustainable growth with equity). Dan pada periode ini, pemerintah menargetkan industri-industri atau sektor-sektor tertentu dalam perekonomian untuk mencapai percepatan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkeadilan. Dari sejak era Orde Baru, kita sudah familiar dengan kata-kata pemerataan pembangunan. Banyak sumber mengatakan masalah Indonesia dalam hal pembangunan adalah tidak meratanya pembangunan tersebut.

Beberapa penyebab pola pembangunan di Indonesia semakin tidak merata, Pertama, proses pembangunan yang bersandar pada modal asing. Padahal, kita tahu bahwa modal asing hanya mau berinvestasi daerah-daerah tertentu yang dianggap strategis, punya kandungan SDA yang melimpah, didukung tenaga kerja murah, dan ada jaminan keamanan. Kedua, pola pembangunan yang tidak berorientasi pada kepentingan nasional. Sebagian besar sumber daya berupa bahan mentah diekspor ke luar negeri. Tidak ada upaya membangun industri pengolahan untuk bahan mentah. Sehingga, misalnya, para pemuda tidak perlu berurbanisasi ke kota, karena pabrik-pabrik pengolahan bisa dibuka di daerah pedesaan. Ketiga, minimnya pembangunan infrastruktur di luar pulau Jawa, seperti pelabuhan, bandara, jalan, aliran listrik, dan lain sebagainya. Minimnya pembangunan infrastruktur itu menghambat gerak perekonomian di daerah-daerah luar Jawa. 

Sadar akan hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah melahirkan sebuah gerakan nasional yang diberi nama MP3EI yang merupakan kependekan dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Ada beberapa dasar pemikiran yang melandasi dibuatnya MP3EI. Bahwa, sepanjang sejarah kemerdekaan selama lebih dari enam dasawarsa, Indonesia telah mengalami beragam kemajuan di bidang pembangunan ekonomi. Ekonomi Indonesia terus bergerak dari berbasis kegiatan pertanian tradisional, hingga menjadi negara dengan proporsi industri manufaktur dan jasa yang lebih besar. Melalui langkah MP3EI, percepatan pembangunan ekonomi akan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan perkapita antara UsS 14.250-USS 15.500, dengan nilai total perekonomian (PDB) berkisar antara USS 4,0-4,5 triliun.

Selain itu, pada periode ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan 15 program prioritas yang harus dikerjakan selama pemerintahannya. Dari kelima belas prioritas tersebut, SBY memfokuskan pada empat aspek yang cukup penting bagi keberlangsungan negara Indonesia. Di antaranya, Pertama, revitalisasi sektor kelistrikan. Kedua, meningkatkan produksi dan ketahanan pangan. Ketiga, revitalisasi pabrik pupuk dan gula. Tujuannya, untuk menggenjot produksi pupuk dan gula. Keempat, pembangunan infrastruktur. Prioritas utama adalah jalan di provinsi atau pulau besar, pelabuhan, dermaga perikanan, bandara,jalan, tol dan ruas rel ganda.

Pembangunan infrastruktur merupakan sektor yang menjadi prioritas pemerintah pada periode ini. Meskipun pembangunan infrastruktur secara keseluruhan masih kondusif, namun ada beberapa proyek yang dapat diselesaikan, yang diharapkan dapat menginspirasi dan menular ke proyek-proyek lainnya. Bandara Kualanamu yang memiliki fasilitas angkutan massal kereta api ke kota Medan, perluasan bandara Ngurah Rai, serta jalan tol di atas laut di Bali, adalah beberapa contoh pembangunan yang layak dijadikan referensi yang lain.

Pembangunan infrastruktur telah membuat Indonesia bangga di mata dunia, Indonesia menjadi negara kedua di dunia setelah Tiongkok dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan negara lainnya. Hal itu membuktikan bahwa era pemerintahan SBY telah berhasil meningkatkan perekonomian nasional. Keberhasilan pembangunan tidak hanya dinikmati orang-orang di kota besar tetapi keberhasilan juga dirasakan oleh orang-orang di desa di berbagai daerah. Masyarakat desa sudah menikmati hasil pembangunan dalam program-program pemberdayaan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Contohnya, program PNPM Mandiri yang berhasil menciptakan pembangunan infrastruktur di desa, jalan-jalan, dan subsidi pupuk dan Jamkesmas. Pada prakteknya, program-program ini berjalan sesuai dengan yang ditargetkan meskipun masih banyak kekurangan disana-sini. Keberhasilan pemerataan pembangunan bisa dilihat dari akses pendidikan yang bisa dinikmati seluruh masyarakat desa. Pemerintah juga telah mencanangkan program bidik misi, seperti mahasiswa yang ikut program ini tidak hanya bebas kuliah tetapi dapat insentif Rp 600 ribu per bulan.


Sumber :











Template by:

Free Blog Templates