Rabu, 23 Desember 2015

Profil dan Biodata Emma Watson

Para blogger pasti sudah tidak asing lagi dengan artis cantik nan seksi ini yang bermain Film di Harry Potter yang merupakan salah satu film yang banyak peminatnya, bukan hanya di Luar Negri, di Indonesia pun banyak yang berminat untuk menonton Harry Potter bahkan dari edisi pertama hingga usai. Kali ini saya akan mengulas sekilas mengenai salah satu pemeran utama dari Film Harry Potter yaitu Artis cantik nan seksi Emma Watson. Berikut biodata emma watson dilengkapi dengan perjalanan karirnya di dunia perfilman.



Profil dan Biodata Emma Watson
Emma Charlotte Duerre Watson atau lebih dikenal dengan nama emma watson merupakan artis kelahiran Paris, Perancis, 15 April 1990 yang berprofesi sebagai aktris inggris yang sering dikenal di dunia ketika dirinya bermain sebagai Hermione Granger dalam filmnya “Harry Potter”. Emma watson merupakan putri pasangan dari Chris dan Jacqueline Wason yang saat ini sudah bercerai. Emma watson merupakan seorang aktris yang membintangi sekuel dari film ternama harry potter yang diperankannya dari season pertama hingga season terakhir masa tayang harry potter the series ini.
Aktingnya di layar kaca diawali ketika dirinya membintangi film yang berjudul Knowing Me, Knowing Yule. Setelah itu, emma watson pun menjadi bintang ketika dia bermain di film harry potter and Sorcerer’s Stone pada tahun 2001. Saat itu usianya baru menginjak umur 9 tahun bersama rekannya Daniel Radcliffe and Rupert Grint. Setelah perannya di film tersebut, emma watson pun menjadi peran utama untuk melanjutkan film harry potter selanjutnya.


BIODATA EMMA WATSON
Nama Lengkap                  : Emma Charlotte Duerre Watson
Nama Panggilan                : Emma Watson
TTL                                         : Paris, Perancis, 15 April 1990
Nama Ayah                         : Chris Wason
Nama Ibu                            : Jacqueline Luesby Watson
Nama Saudara                   : Alex Watson, Toby, Nina, Lucy
Warna Rambut                  : Pirang
Warna Mata                       : Coklat
Pendidikan Terakhir        : The Dragon School Oxford, England, Headington School in Headington,
  Oxford,England
Tinggi Badan                       : 5' 4"


FILM EMMA WATSON :
·         Harry Potter and the Philosopher's Ston (2001)
·         Hary Potter and the Chaber of Secrets (2002)
·         Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (2004)
·         Harry Potter and the Goblet of Fire (2005)
·         Harry Potter and the Order of the Phoenix (2007)
·         Ballet Shoes (2007)
·         The Tale of Despereaux (2008)
·         Harry Potter and the Half-Blood Prince (2009)
·         Harry Potter and the Deathly Hallows (2010 / 2011)


PRESTASI DAN PENGHARGAAN EMMA WATSON :
·         Best Performance in a Feature Film – Leading Young Actress (2002)
·         Saturn Award (2002)
·         Empire Award (2002)
·         Outstanding Supporting Actress (2002)
·         Best Ensemble in Feature Film (2002)
·         Best Female Film Star (Silver) (2003)
·         Best Female Film Star (Silver) (2004)
·         Child Performance of the Year (2004)
·         Best Young Actress (2004)
·         Best Female Film Star (Gold) (2004)
·         Best Young Actress (2005)
·         Best Female Film Star (Bronze) (2006)
·         Best On-Screen Team (2006)
·         Best Female Performance (2007)
·         Best Movie Actress (2007)
·         Best Actress (2008)
·         Best Female Performance (2008)
·         Best Female Film Star (Gold) (2008)
·         Best Actress (2008)
·         Best UK TV Actress (2008)
·         Best Fantasy Actress (2009)
·         Performance of the Year (2010)
·         Best Female Performance (2010)
·         Actress Fantasy (2010)

Salah Nalar

SALAH NALAR




Nama Dosen              : Drs. Budi Santoso, SS
Penyusun                   : Tiara Erliyanti
NPM                           : 28213891



Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
2015




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulis ilmiah ini dengan judul “ Salah Nalar “. Adapun penulisan ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat mencapai tugas softskill mata kuliah Bahasa Indonesia 2 pada semester 5.
Dalam penyusunan penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan baik moril amupun materiil kepada :
1.      Ibu Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.      Bapak Drs. Tjahjo Dwinurti, Ssi, MMSI., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3.      Bapak Dr. Imam Subaweh, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
4.      Bapak Budi Santoso, SS, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam pembuatan penulisan ilmiah ini.
5.      Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa nya serta semua semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Bekasi, ........................       

Penulis




DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.            Latar Belakang 1
1.2.            Rumusan Masalah 2
1.3.            Tujuan Penelitian 2
1.4.            Manfaat Penelitian 2
1.5.            Metode Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1.        Pengertian Penalaran 4
2.2.      Macam-Macam Salah Nalar 4
2.2.1.      Deduksi yang Salah 5
2.2.2.      Generalisasi Terlalu Luas 5
2.2.3.      Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif 5
2.2.4.      Penyebab yang Salah Nalar 6
2.2.5.      Analogi yang Salah 6
2.2.6.      Argumentasi Bidik Orang 7
2.2.7.      Meniru-niru yang Sudah Ada 7
2.2.8.      Penyamarataan Para Ahli 7
2.3.       Salah Nalar dalam Berkomunikasi 8
BAB III PENUTUP 9
3.1.      Kesimpulan 9
3.2.      Saran 9
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Berpikir adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah, mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya.

1.2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam pembuatan makalah ini adalah “ Bagaimana mengatasi kesalahan penalaran dalam berkomunikasi? “

1.3.  Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang diangkat dalam makalah, serta menambah wawasan supaya meminimalkan kesalahan penalaran dalam berkomunikasi.

1.4.  Manfaat Penulisan
Dari penulisan ini dapat diperoleh manfaat yaitu penulis dapat lebih memahami tentang  kesalahan penalaran dalam berkomunikasi. Penulisan ini dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penulisan sejenis.

1.5.  Metode Penelitian
1)      Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a.       Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dilakukan dengan membaca literatur, mendalami dan memahami teori serta konsep penelitian sejenis yang dijadikan landasan bagi peneliti.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia  untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada  sehingga  sampai  pada  suatu simpulan, juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal. Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.

2.2.Macam-Macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah nalar, yakni sebagai berikut :
2.2.1.      Deduksi yang salah
Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh dari Deduksi yang salah :
·         Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.

2.2.2.      Generalisasi Terlalu Luas
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh Generalisasi Terlalu Luas :
·         Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.
·         Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.

2.2.3.      Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
·         Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
·         Petani harus bersekolah supaya terampil.

2.2.4.      Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh Penyebab yang Salah Nalar :
·         Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
·         Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya.

2.2.5.      Analogi yang Salah
Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh Analogi yang Salah
·         Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
·         Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·         Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.

2.2.6.      Argumentasi Bidik Orang
Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya.
Contoh Argumentasi Bidik Orang :
·         Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
·         Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.

2.2.7.      Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu
Contoh Meniru-niru yang Sudah Ada :
·         Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
·         Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.  

2.2.8.      Penyamarataan Para Ahli
Salah nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para Ahli :
·         Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
·         Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.

2.3.       Salah Nalar Dalam Komunikasi
Salah satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik, ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah  nalar atau sesat logika memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya  menjadi fakta dalam teks berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis  seharusnya langsung mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.

BAB III
PENUTUP


3.1.Kesimpulan
            Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan, kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
          Untuk itu dalam berkomunikasi kita hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.

3.2.Saran
Komunikasi yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan nalar bagi pembaca atau penerima berita.


DAFTAR PUSTAKA







Template by:

Free Blog Templates