Selasa, 02 November 2010

Kata Mutiara

Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalamkehidupan yang akan datang.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.

Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. Namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.

Senin, 31 Mei 2010

Cinta Pertama dan Ketika Cinta Harus Memilih

Cinta Pertama dan Ketika Cinta Harus Memilih

Debur ombak pantai Anyer malam itu menderu seperti hatiku. Hatiku pilu dan gelisah. Kau katakan bahwa hatimu telah berpaling, membuat jiwaku terkoyak. Retak, Hancur bertaburan. Kutanyakan kembali padamu, tentang hubungan ini, apakah berakhir atau akan kita teruskan. Kamu tak bisa menjawab. Hanya berkata bahwa kamu masih mencintaiku, tapi hatimu juga mencintainya.
Kamu menduakan aku. Dan kamu egois. Namun tak sanggup aku berkata, hati ini terlalu mencintaimu. Hati ini terlalu rapuh untuk kau tinggalkan.
Gila kah aku? Mungkin sebagian orang mengatakan itu. Tapi aku yakin, dan akan kubuktikan padamu bahwa cintaku ini suci dari dalam hatiku. Aku mencintaimu setulus hati. Aku akan selalu berharap kamu ada untukku seutuhnya. Entah kapan.
Hari-hari kulewati dengan hampa, tak ada lagi harapan untukmu. Sejak kau mengatakan hatimu berpaling, aku berusaha menerima. Aku hanya ingin kamu sadar. Bahwa ada hati yang selalu menunggumu. Hati yang hampa yang selalu melewati hari dengan kerinduan.
Tiba-tiba, kamu datang menemuiku. “Aku kangen” katamu. Bagaimana kamu bisa mengatakan itu? Sedangkan separuh hatimu untuknya? Aku diam membisu, kemudian aku berkata “Simpan kangen mu sampai suatu saat nanti kamu menyadari cintaku.”
“Heh..?” jawabmu
“Iya, simpan kangenmu. Hatimu sudah bukan milikku seutuhnya. Cobalah perlahan-lahan kamu hilangkan perasaanmu padaku”
“Bukannya kamu bilang akan selalu mencintaiku? Tanyamu
“Iya. Tapi bukan untuk egoismu” jawabku lembut.
“Jadi?”
“Jadi, lupakan aku dan pergilah bersamanya” kataku.
Hatiku lega bisa mengatakan itu, walau nantinya harus aku rekatkan kembali dengan lem-lem kerinduan.
“Clara, maafkan aku. Aku mencintaimu karena kamu tulus mencintaiku. Tapi hati ini tidak bisa dibohongi, aku mencintai dia juga….” kamu menangis. Selemah itukah kamu? Sakitkah hatimu? Aku yakin tidak, kenapa kamu menangis, bukannya seharusnya aku yang menangis karena kau duakan?
“Dimas, aku mencintaimu dan aku ingin kamu bahagia. Jangan jadi laki-laki lemah, kamu harus bisa memilih. Saat hatimu terbelah dua, pilihlah salah satunya, dan berusahalah untuk menyatukannya dan mempersembahkan hati yang utuh pada orang yang kau cinta”
Aku berlalu dengan kemenangan. Dimas duduk terdiam, bisu.
Sejak itu, aku berusaha untuk tidak menghubungimu. Setiap hari kamu datang, untuk meminta maaf. Namun semua sudah aku maafkan, cintaku ini terlalu besar untukmu. Sampai-sampai aku rela untuk kau sakiti. Tapi, aku bangga menjadi orang yang tegar.
Hari berganti, bulan berganti bulan. Tak terasa 2 tahun sudah aku tak menemuimu. Aku mulai hidup baru, melupakan semua kenangan indah, dan harapan dan juga sakit hati. Aku dengar kamu sudah pacaran dengan cintamu. Aku bahagia.
Sampai pada suatu sore, tanpa sengaja kita bertemu. Wajah tampanmu tak akan pernah aku lupakan. Pertemuan itu cukup mengejutkanmu, dan juga aku.
“Clara?”
“Iya, hmmm Dimas?”
“Iya, kok kamu ada di sini?”
“Hmm… aku meninggalkan kenangan kita, dan mencari kehidupan baru disini, dan kamu?”
“Aku, aku juga mencari kehidupan baru disini, apakabar Rara? kamu tambah cantik”
“Alhamdulillah baik, terima kasih”
“Mmmm.. pacarmu?”
“Aku masih jomblo. Belum menemukan pasangan yang tepat. Mungkin bulan depan aku akan membuka hatiku untuk mencari pasangan”, kataku
“Ooo.. ” wajahmu terlihat berbinar.
“Mana pacarmu? tanyaku.
“Dia sekolah di jakarta” jawabmu
“Wah, bagus, dimana?”
“SMAN 26 Jakarta”
Demikianlah percakapan kita dan terus berlanjut. Sampai akhirnya aku berinisiatif untuk mengakhirinya.
“Aku pulang dulu, sudah malam”
“Hmmm jangan dulu Clara…”
“Maaf..”, kataku, dan aku pun berlalu.
Sejak itu kamu sering menghubungiku. Mencari kesempatan untuk bertemu. Dan kamu bercerita bahwa antara kamu dan pacarmu sedang dalam proses perpisahan. Kamu merasa kamu tidak cocok dengannya. Kamu menyadari bahwa kamu selalu membandingkan dia dengan aku. Kamu mengakui kalau kamu masih mencintaiku.
“Maaf Dimas, semua sudah menjadi pilihanmu”
“Tapi bukan aku yang memilih, itu kemauanmu”
“Iya, kemauanku. Aku tak mau kamu duakan. Dan tidak ada satupun wanita yang mau kamu duakan”
Aku berlalu dan berkata “Maafkan aku. Aku tidak lagi mencintaimu. Aku memilih untuk menguburnya”

Setelah itu, aku akan kembali memulai hidup baruku.

Menulis Sinopsis Novel Remaja

Menulis Sinopsis Remaja

Judul                                     : STILL
Pengarang                          : Esti Kinasih
Penerbit                              : PT.Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit                      : 2007
Jumlah Halaman               : 222


STILL
(SEQUEL CEWEK)


Tiga orang cowok bersahabat karib yang sangat mencintai gunung, yaitu : Rei, Bima dan Rangga. Ketiganya berpendapat bahwa gunung adalah dunia yang mutlak milik cowok.. Ketiga cowok itu tidak pernah bersedia melibatkan cewek-cewek mereka dalam kegiatan-kegiatan itu. Langen, pacar Rei, sudah lama melancarkan protes keras atas sikap itu. Rei tetap tidak bersedia untuk melibatkannya. Langen yang pada dasarnya berjiwa pemberontak dan nekat, akhirnya memutuskan untuk menerobos masuk ke dunia Rei Cs. Orang yang pertama diajaknya adalah Fani.
Hal pertama yang dilakukan Langen dan Fani adalah membuat rencana untuk menerobos paksa dunia Rei Cs adalah menghasut Febi agar satu paham, tetapi rencananya gagal. Dan rencana selanjutnya, Langen dan Fani langsung menemui Slasha teman sekelas saat kelas satu SMA dulu untuk meminta bantuan. Salsha menemukan satu rahasia yang selama ini di sembunyikan Rangga, bahkan dari Rei dan Bima. Tidak tanggung, Salsha langsung mendatangi kampus Langen dan Fani, tentu saja dengan berpura-berpura tidak mengenal keduanya dan membongkar fakta itu di depan hidung Rangga. Semuanya terkejut, terlebih lagi Febi. Cewek ningrat itu sakit hati dan seketika berpihak kepada Langen dan Fani untuk melawan Rei Cs. Mereka bertiga ingin membuktikan bahwa cewek juga sanggup menaklukan gunung.
Kemudian Langen segera menemui Iwan, yang juga bersama Salsha pernah sekelas dengannya di bangku kelas satu SMA. Langen meminta bantuan karena Iwan juga hobi naik gunung dan keluar hutan dan Iwan bersedia membantu. Atas perintah Iwan, di satu hari sabtu Langen menyusul Rei yang berada di satu lokasi base camp pendakian untuk melontarkan tantangan kebut gunung. Tantangan tersebut jelas mengejutkan ketiga cowok itu di puncak lebih dulu. Ketiga cowok itu kemudian berusaha mencari tahu siapa yang telah mem-back up Langen dalam kebut gunung itu. Rei sangat terkejut sebagai solusi untuk mengakhiri pertikaian itu. Tantangan itu segera di jawab salah satu dari Rei Cs, dengan luka yang kira-kira akan sanggup membuar perang itu terhenti.
Di luar dugaan, Iwan ternyata gagal menghentikan perang terbuka itu. Langen yang tidak sanggup lagi meneruskan, tanpa mengetahui Iwan telah gagal, akhirnya terpaksa menggunakan rencana cadangan yang disusunnya berdua Fani tanpa memberi tahu Iwan.Ketika Rei dan Bima tidak juga bersedia mengaku sebagai pihak yang kalah. Langen mengancam akan menjerit sekeras-kerasnya untuk memancing sekelompok yang sedang berkemah tidak jauh agar datang. Kemudian cewek itu benar-benar membuktikan ancamannya.
Dia menjerit sekeras-kerasnya. Seketika Rei dan Bima menyerah, ketika kemudian dari kejauhan terdengar suara orang-orang berlarian turun. Keduanya menandatangani “Surat Pernyataan Pengakuan Kekalahan” yang berisi keterangan bahwa telah terjadi penolakan bersama antara Tim Cowok (Nama lengkap Rei Cs tertera) dan Tim Cewek (Nama lengkap Langen Cs juga tertera) dan pendakian itu berakhir dengan kekalahan Tim Cowok. Langen juga mengancam, apabila Rei melakukan tindakan yang membuat dirinya atau salah satu dari temannya tidak senang, maka fotokopi surat pernyataan itu akan langsung disebarkan di kampus.
Rei tidak bisa memaafkan apa yang dilakukan Langen saat kebut gunung itu. Peristiwa itu benar-benar telah menghantam Rei. Saat dia menyadari, kini matanya tidak bisa lagi menatap Langen dengan sanggup melakukan tindakan-tindakan yana tidak terduga. Perang itu berlanjut. Namun hanaya Langen yang benar-benar merasakan derapnya. Bergemuruh di bawah permukaan yang terlihat terang. Dia sudah menangkap rasa asing itu. Karenanya dia ciptakan permainan. Berharap akhirnya akan tahu dan mengerti. Dan Rei mengikuti permaianan itu. Permainan yang diciptakan Langen, babak demi babak. Langen tidak mau bertele-tele. Dia tahu, cara untuk secepatnya mengetahui apa rasa asing yang dia rasakan terhadap Rei adalah dengan cara mebuat cowok itu marah. Kemarahan akan mengeluarkan semua yang tersimpan rapat di dalam hati, bahkan pikiran.
Sebelum berangkat kuliah, Rei mampir ke rumah Aldo sekelasnya di SMA yang sekarang tercatat sebagaimana mahasiswa Fakultas Teknik Mesin. Rei meminta kunci rumah tempat Aldo menyendiri kepada Aldo. Jam satu tepat, dosen statistik menghentikan kuliahnya. Sesaat setelah dosen itu melewati ambang pintu, ada lengan terulur dan memeluk Langen dari belakang. Rei mengajak Langen jalan. Langen menoleh dan menatapnya heran. Dan Langen bertanya kepada Rei mau jalan kemana tetapi Rei tidak menjawab. Dia lepaskan pelukannya dan dibantunya Langen membereskan diktat-diktat dan alat tulisnya. Setelah Rei membantu Langen, ditatapnya Fani dan Febi sambil tersenyum lebar. Dan sekali lagi Rei terenyum lebar lalu menggandeng Langen keluar.
Langen sama sekali tidak mengira bahwa yang dimaksud Rei dengan “Jalan” adalah pergi ke sebuah rumah yang lokasinya tidak begitu jauh dari kampus. Langen bertanya dan Rei tidak menjawab. Dari cara cowok itu menatapnya, Langen merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat Rei menjadi semakin asing dimatanya. Rei tersenyum. Senyum yang membuat perasaan Langen mendadak jadi tidak enak. Langen tersentak. Ia sadar sekarang, apa yang menjadi sumber rasa asing yang dirasakannya terhadap Rei bulan-bulan belakangan ini. Ternyata ini. Meski demikian, dengan nada tegas diberinya satu tantangan yang justru membuat cowok itu nyaris mati langkah. Rei agak tersentak.
Cuma seorang cewek, bisa ditangani dengan mudah. Cuma selembar kain, bisa dirobek dengan gampang. Namun yang dia inginkan, Langen yang melakukan itu untuk dirinya. Seperti yang dilakukan cewek itu untuk kedua sahabatnya saat kebut gunung itu.


Created By: Tiara Erliyanti



Template by:

Free Blog Templates