Menulis Sinopsis Remaja
Judul
: STILL
Pengarang : Esti
Kinasih
Penerbit :
PT.Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2007
Jumlah Halaman : 222
STILL
(SEQUEL CEWEK)
Tiga orang
cowok bersahabat karib yang sangat mencintai gunung, yaitu : Rei, Bima dan
Rangga. Ketiganya berpendapat bahwa gunung adalah dunia yang mutlak milik
cowok.. Ketiga cowok itu tidak pernah bersedia melibatkan cewek-cewek mereka
dalam kegiatan-kegiatan itu. Langen, pacar Rei, sudah lama melancarkan protes
keras atas sikap itu. Rei tetap tidak bersedia untuk melibatkannya. Langen yang
pada dasarnya berjiwa pemberontak dan nekat, akhirnya memutuskan untuk
menerobos masuk ke dunia Rei Cs. Orang yang pertama diajaknya adalah Fani.
Hal pertama
yang dilakukan Langen dan Fani adalah membuat rencana untuk menerobos paksa
dunia Rei Cs adalah menghasut Febi agar satu paham, tetapi rencananya gagal.
Dan rencana selanjutnya, Langen dan Fani langsung menemui Slasha teman sekelas
saat kelas satu SMA dulu untuk meminta bantuan. Salsha menemukan satu rahasia
yang selama ini di sembunyikan Rangga, bahkan dari Rei dan Bima. Tidak
tanggung, Salsha langsung mendatangi kampus Langen dan Fani, tentu saja dengan
berpura-berpura tidak mengenal keduanya dan membongkar fakta itu di depan
hidung Rangga. Semuanya terkejut, terlebih lagi Febi. Cewek ningrat itu sakit
hati dan seketika berpihak kepada Langen dan Fani untuk melawan Rei Cs. Mereka
bertiga ingin membuktikan bahwa cewek juga sanggup menaklukan gunung.
Kemudian
Langen segera menemui Iwan, yang juga bersama Salsha pernah sekelas dengannya
di bangku kelas satu SMA. Langen meminta bantuan karena Iwan juga hobi naik
gunung dan keluar hutan dan Iwan bersedia membantu. Atas perintah Iwan, di satu
hari sabtu Langen menyusul Rei yang berada di satu lokasi base camp pendakian
untuk melontarkan tantangan kebut gunung. Tantangan tersebut jelas mengejutkan
ketiga cowok itu di puncak lebih dulu. Ketiga cowok itu kemudian berusaha mencari
tahu siapa yang telah mem-back up Langen dalam kebut gunung itu. Rei sangat
terkejut sebagai solusi untuk mengakhiri pertikaian itu. Tantangan itu segera
di jawab salah satu dari Rei Cs, dengan luka yang kira-kira akan sanggup
membuar perang itu terhenti.
Di luar
dugaan, Iwan ternyata gagal menghentikan perang terbuka itu. Langen yang tidak
sanggup lagi meneruskan, tanpa mengetahui Iwan telah gagal, akhirnya terpaksa
menggunakan rencana cadangan yang disusunnya berdua Fani tanpa memberi tahu
Iwan.Ketika Rei dan Bima tidak juga bersedia mengaku sebagai pihak yang kalah.
Langen mengancam akan menjerit sekeras-kerasnya untuk memancing sekelompok yang
sedang berkemah tidak jauh agar datang. Kemudian cewek itu benar-benar
membuktikan ancamannya.
Dia menjerit sekeras-kerasnya.
Seketika Rei dan Bima menyerah, ketika kemudian dari kejauhan terdengar suara
orang-orang berlarian turun. Keduanya menandatangani “Surat Pernyataan
Pengakuan Kekalahan” yang berisi keterangan bahwa telah terjadi penolakan
bersama antara Tim Cowok (Nama lengkap Rei Cs tertera) dan Tim Cewek (Nama
lengkap Langen Cs juga tertera) dan pendakian itu berakhir dengan kekalahan Tim
Cowok. Langen juga mengancam, apabila Rei melakukan tindakan yang membuat
dirinya atau salah satu dari temannya tidak senang, maka fotokopi surat
pernyataan itu akan langsung disebarkan di kampus.
Rei tidak bisa
memaafkan apa yang dilakukan Langen saat kebut gunung itu. Peristiwa itu
benar-benar telah menghantam Rei. Saat dia menyadari, kini matanya tidak bisa
lagi menatap Langen dengan sanggup melakukan tindakan-tindakan yana tidak
terduga. Perang itu berlanjut. Namun hanaya Langen yang benar-benar merasakan
derapnya. Bergemuruh di bawah permukaan yang terlihat terang. Dia sudah
menangkap rasa asing itu. Karenanya dia ciptakan permainan. Berharap akhirnya
akan tahu dan mengerti. Dan Rei mengikuti permaianan itu. Permainan yang
diciptakan Langen, babak demi babak. Langen tidak mau bertele-tele. Dia tahu,
cara untuk secepatnya mengetahui apa rasa asing yang dia rasakan terhadap Rei
adalah dengan cara mebuat cowok itu marah. Kemarahan akan mengeluarkan semua
yang tersimpan rapat di dalam hati, bahkan pikiran.
Sebelum
berangkat kuliah, Rei mampir ke rumah Aldo sekelasnya di SMA yang sekarang
tercatat sebagaimana mahasiswa Fakultas Teknik Mesin. Rei meminta kunci rumah
tempat Aldo menyendiri kepada Aldo. Jam satu tepat, dosen statistik
menghentikan kuliahnya. Sesaat setelah dosen itu melewati ambang pintu, ada
lengan terulur dan memeluk Langen dari belakang. Rei mengajak Langen jalan.
Langen menoleh dan menatapnya heran. Dan Langen bertanya kepada Rei mau jalan
kemana tetapi Rei tidak menjawab. Dia lepaskan pelukannya dan dibantunya Langen
membereskan diktat-diktat dan alat tulisnya. Setelah Rei membantu Langen,
ditatapnya Fani dan Febi sambil tersenyum lebar. Dan sekali lagi Rei terenyum
lebar lalu menggandeng Langen keluar.
Langen sama
sekali tidak mengira bahwa yang dimaksud Rei dengan “Jalan” adalah pergi ke
sebuah rumah yang lokasinya tidak begitu jauh dari kampus. Langen bertanya dan
Rei tidak menjawab. Dari cara cowok itu menatapnya, Langen merasakan sesuatu
yang berbeda, sesuatu yang membuat Rei menjadi semakin asing dimatanya. Rei
tersenyum. Senyum yang membuat perasaan Langen mendadak jadi tidak enak. Langen
tersentak. Ia sadar sekarang, apa yang menjadi sumber rasa asing yang
dirasakannya terhadap Rei bulan-bulan belakangan ini. Ternyata ini. Meski
demikian, dengan nada tegas diberinya satu tantangan yang justru membuat cowok
itu nyaris mati langkah. Rei agak tersentak.
Cuma seorang
cewek, bisa ditangani dengan mudah. Cuma selembar kain, bisa dirobek dengan
gampang. Namun yang dia inginkan, Langen yang melakukan itu untuk dirinya.
Seperti yang dilakukan cewek itu untuk kedua sahabatnya saat kebut gunung itu.
Created By: Tiara Erliyanti
0 komentar:
Posting Komentar