SALAH NALAR
Nama Dosen :
Drs. Budi Santoso, SS
Penyusun : Tiara Erliyanti
NPM : 28213891
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas
Gunadarma
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penulis ilmiah ini dengan judul “ Salah Nalar “. Adapun penulisan ini diajukan
untuk memenuhi sebagian syarat mencapai tugas softskill mata kuliah Bahasa
Indonesia 2 pada semester 5.
Dalam
penyusunan penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan yang mungkin
disebabkan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.
Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan baik moril amupun materiil
kepada :
1. Ibu Prof. Dr. E.S. Margianti, SE, MM.,
selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak Drs. Tjahjo Dwinurti, Ssi,
MMSI., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
3. Bapak Dr. Imam Subaweh, Ak., selaku
Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma.
4. Bapak Budi Santoso, SS, selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam
pembuatan penulisan ilmiah ini.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan
dukungan dan doa nya serta semua semua pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ilmiah ini.
Akhir
kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak lain yang
berkepentingan.
Wassalamua’alaikum Wr. Wb.
Bekasi,
........................
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penelitian 2
1.4. Manfaat Penelitian 2
1.5. Metode Penelitian 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1. Pengertian Penalaran 4
2.2. Macam-Macam Salah Nalar 4
2.2.1. Deduksi yang Salah 5
2.2.2. Generalisasi Terlalu Luas 5
2.2.3. Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif 5
2.2.4. Penyebab yang Salah Nalar 6
2.2.5. Analogi yang Salah 6
2.2.6. Argumentasi Bidik Orang 7
2.2.7. Meniru-niru yang Sudah Ada 7
2.2.8. Penyamarataan Para Ahli 7
2.3. Salah Nalar dalam Berkomunikasi 8
BAB III PENUTUP 9
3.1.
Kesimpulan 9
3.2.
Saran 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berpikir
adalah obyek material logika. Yang dimaksudkan dengan berpikir di sini ialah
kegiatan pikiran, akal budi manusia. Dengan berpikir manusia mengolah,
mengerjakan pengetahuan yang telah diperoleh. Dengan mengolah dan mengerjakan
ia dapat memperoleh kebenaran. Pengolahan, pengerjaan ini terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan serta menghubungkan pengertian
yang satu dengan pengertian lain. Oleh karena itu, obyek material logika
bukanlah bahan-bahan kimia atau salah satu bahasa.
Akan
tetapi, bukan sembarangan berpikir yang diselelidiki dalam logika, melainkan
dalam logika berpikir dipandang dari sudut kelurusan, ketepatan. Oleh karena
itu, berpikir lurus, tepat, merupakan obyek formal logika. Kapan suatu
pemikiran disebut lurus? Suatu pemikiran disebut lurus, tepat, apabila
pemikiran itu sesuai dengan hukum-hukum dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam
logika. Kalau peraturan-peraturan itu ditepati, dapatlah pelbagai kesalahan
atau kesesatan dihindarkan. Jadi, kebenaran juga dapat diperoleh dengan lebih
mudah dan lebih aman. Semua ini menunjukkan bahwa logika merupakan suatu
pegangan atau pedoman untuk pemikiran.
Atas
dasar itu, gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru,
atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar disebabkan oleh ketidaktepatan
orang mengikuti tata cara pikirannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang dikemukakan diatas maka permasalahan yang menjadi perhatian
dalam pembuatan makalah ini adalah “
Bagaimana mengatasi kesalahan penalaran dalam berkomunikasi? “
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah
ini disusun bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai masalah yang
diangkat dalam makalah, serta menambah wawasan supaya meminimalkan kesalahan
penalaran dalam berkomunikasi.
1.4. Manfaat Penulisan
Dari
penulisan ini dapat diperoleh manfaat yaitu penulis dapat lebih memahami
tentang kesalahan penalaran dalam berkomunikasi. Penulisan ini dapat
dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penulisan
sejenis.
1.5. Metode Penelitian
1)
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Studi Pustaka
Studi
pustaka dilakukan dilakukan dengan membaca literatur, mendalami dan memahami
teori serta konsep penelitian sejenis yang dijadikan landasan bagi peneliti.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Penalaran
Penalaran
adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau
fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan,
juga bisa merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah,
keliru, atau cacat.
Salah
nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir untuk mengambil keputusan. Hal ini
terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Dalam proses
berpikir sering sekali kita keliru menafsirkan atau menarik
kesimpulan, kekeliruan ini dapat terjadi karena faktor emosional, kesalahan
karena gagasan, struktur kalimat, kecerobohan, atau ketidaktahuan.
Dalam
ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati pernyataan yang mengandung
kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak sadar karena kelelahan atau
kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti salah ucap atau salah tulis
misalnya.
Ada
pula kesalahan yang terjadi karena ketidaktahuan, disamping kesalahan yang
sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Kesalahan yang kita persoalkan disini
adalah kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah
nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebab
utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan
karena materi dan proses penalarannya yang merupan kesalahan formal. Gagasan,
pikiran, kepercayaan atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut
sebagai salah nalar.
2.2.Macam-Macam Salah Nalar
Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh karena itu dalam
berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam berbahasa Indonesia secara
cermat. Sehingga salah nalar dapat terminimalisasikan.
Ada beberapa macam salah
nalar, yakni sebagai berikut :
2.2.1.
Deduksi yang salah
Simpulan
dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau
tidak memenuhi persyaratan.
Contoh
dari Deduksi yang salah :
·
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas.
2.2.2.
Generalisasi Terlalu Luas
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukunggeneralisasi tidak seimbang dengan
besarnya generalisasi tersebut sehingga kesimpulan yang diambil
menjadi salah.
Contoh Generalisasi
Terlalu Luas :
·
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi
manusia Pancasilais sejati.
·
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu
cepat pecah.
3.
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
2.2.3.
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif
Salah
nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan
pemilihan jawaban yang ada.
Contoh
Pemilihan Terbatas pada Dua Alternatif :
·
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak
diketahui orang lain.
·
Petani harus bersekolah supaya terampil.
2.2.4.
Penyebab yang Salah Nalar
Salah
nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan
terjadinya pergeseran maksud.
Contoh
Penyebab yang Salah Nalar :
·
Hendra mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan
mengurusi makam leluhurnya.
·
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah
jodohnya.
2.2.5.
Analogi yang Salah
Salah
nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain.
Contoh
Analogi yang Salah
·
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan
tugasnya dengan baik.
·
Pada hari senin Patriana kuliah mengendarai sepeda motor. Pada
hari selasa Patriana kuliah juga mengendarai sepeda motor. Pada hari rabu
patriana kuliah pasti mengendarai sepeda motor.
·
Rektor harus memimpin universitas seperti jenderal memimpin divisi.
2.2.6.
Argumentasi Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan
tugas yang diembannya.
Contoh
Argumentasi Bidik Orang :
·
Kusdi kesulitan membuat tugas makalah bahasa Indonesia karena
tidak mempunyai materi bahasa Indonesia.
·
Deliana tidak bias menikah lagi karena ia sudah janda.
2.2.7.
Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah
nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita
lakukan kalau orang lain melakukan hal itu
Contoh Meniru-niru yang
Sudah Ada :
·
Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
·
Saat Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia Slamet
mencotek, karena pada mata kuliah Statistik Fitriawati juga mencontek.
2.2.8.
Penyamarataan Para Ahli
Salah
nalar ini disebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan
yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil kesimpulan.
Contoh Penyamarataan Para
Ahli :
·
Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia adalah Diska, Sarjanah Ekonomi.
·
Sarifah pandai membuat kue, ia adalah lulusan SMEA.
2.3.
Salah Nalar Dalam Komunikasi
Salah
satu penyampaian komunikasi adalah berita, baik itu dari media elektronik,
ataupun dari media massa. Penyampaian berita yang dsampaikan sering sekali
terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam
penalaran/nalar bagi penerima berita.
Kekurangcermatan
seseorang atau jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan
fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurangcermatan itu
kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika” pembaca atau
pemirsa. Ketika pembaca atau pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis
itu sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta
berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika memang
bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja untuk
kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu. Namun, bukan
berarti jurnalis bisa begitu saja meloloskannya menjadi fakta dalam teks
berita. Bahkan, pada tahap awal, jurnalis seharusnya langsung
mempersoalkan pernyataan yang salah nalar itu kepada narasumber.
BAB III
PENUTUP
3.
3.1.Kesimpulan
Dengan kemajuan zaman era globalisasi kita dituntut untuk lebih cermat dan
selalu efisien dalam menghadapi tantangan suatu problematika kehidupan,
kecermatan salah satunya dapat kita peroleh pada komunikasi yang baik.
Untuk itu dalam berkomunikasi kita
hendaklah menggunakan kata-kata atau kalimat yang mudah di mengerti oleh orang
lain, sehingga tidak mengalami kesalahan nalar dalam berkomunikasi.
3.2.Saran
Komunikasi
yang baik haruslah didukung dengan kecermatan dalam mengolah kata-kata atau
kalimat, dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kesalahan
dalam penyampaian informasi atau berita dapat terminimalisasikan kesalahan
nalar bagi pembaca atau penerima berita.
DAFTAR PUSTAKA