Pengertian Resensi
Resensi
berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah
itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang
sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan
penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan
pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan
isi buku kepada masyarakat luas.
Resensi Buku
Chairul Tanjung Si Anak
Singkong
Judul Buku : Chairul
Tanjung Si Anak Singkong
Pengarang : Tjahja
Gunawan Diredja
Cetakan
: Pertama, Juni 2012
Penerbit
: PT. Kompas Media Nusantara
Tebal
: xviii + 384 hlm,: 15 cm x 23 cm
Chairul
Tanjung adalah sosok pengusaha yang namanya paling banyak disebut ketika
berbicara mengenai peta baru pengusaha besar nasional. Ia banyak disebut
sebagai the rising star. Chairul Tanjung lahir di Jakarta, 16 Juni 1962,
dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang cukup berada. Ayahnya A.G. Tanjung
adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil.
Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba di zaman
Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik
dengan penguasa saat itu. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah
dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit.
Diawali dengan
kisah di tengah kondisi ekonomi keluarga yang serba keterbatasan, Chairul
Tanjung yang berprinsip untuk masuk universitas negeri berhasil melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Indonesia jurusan kedokteran
gigi. Meskipun bukan jurusan unggulan, Chairul Tanjung tetap dengan semangat
menggebu memulai perkuliahan. Namun, setelah mendengar perkataan sang ibunda
bahwa uang kuliah Chairul Tanjung yang pertama diperoleh dari menggadaikan kain
halus milik ibunya, Chairul Tanjung sangat terpukul,shock,dan lemas. Tetapi, justru
itu semua menjadi pemicu untuk menjadi mandiri dan membiayai semua kebutuhan
kuliahnya sendiri.
Kedua orangtua Chairul Tanjung sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya . Dengan prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Kedua orangtua Chairul Tanjung sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya . Dengan prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Chairul
Tanjung mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.” Chairul Tanjung
percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti
kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia. Itu
yang saya alami sendiri,” demikian Chairul Tanjung berpendapat.
Demi memenuhi
kebutuhan kuliah, Chairul Tanjung mulai berbisnis dari awal yakni berjualan
buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha
foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan
kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut.
Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun
bisnisnya.
Chairul
menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network)
adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan. Membangun
relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada
yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu
proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak
bagus maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan
petugas pengantar surat pun adalah penting. Dalam hal investasi, Chairul
memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa
bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional. Ia tidak menutup diri
untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya,
ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan
nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menurut
Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis.
Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses
berbisnis. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya,
membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah
pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis. Dalam bisnis,
Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau
menapaki tangga usaha satu persatu. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak
seperti membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah
menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan instant, karena dalam dunia
usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar.
Membangun integritas adalah penting bagi Chairul adalah manusiawi ketika
berusaha, sesorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa
diterima secara langsung.
Kelebihan :
Buku
ini menggunakan bahasa penuturan yang cukup menarik untuk di
baca karena sederhana dan mudah dicerna untuk berbagai kalangan. Dari setiap
kalimat yang ada saya membaca bahwa melalui buku ini Chairul Tanjung ingin
mengajak setiap orang yang membaca bukunya untuk kurang lebih mengikuti
jejaknya sebagai pengusaha karena setidaknya ada tujuan yang jelas ingin ia
sampaikan terkait dengan jiwa wirausaha di Indonesia yang sedang berkembang pesat
ini.
Pada buku ini
tampaknya beliau juga ingin berbagi salah satu filosofi/ideologi yang menjadi
kebanggannya yaitu "MENJADI PENGUSAHA BUKAN KARENA BAKAT ATAU KETURUNAN
TETAPI KARENA KEMAUAN DAN KEMAMPUAN YANG TERUS DILATIH" . Hal lain yang
menjadi keunggulan dalam buku ini adalah bagaimana ia secara tidak langsung
mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang-orang
yang berpengaruh terhadap kehidupannya serta bagaimana kerasnya perjuangan
beliau untuk mencapai posisi yang sekarang sudah diraihnya dengan awal
kehidupan dari nol hingga akhirnya menjadi seorang yang sukses dibidangnya.
Kelemahan :
Meskipun
tampak sempurna, namun buku ini mempunyai beberapa kekurangan tentang terlalu
tebal dan cetakannya pun hanya menggunakan kertas buram dan
gambar-gambar yang disajikan tidak terlihat jelas akibat percetakannya yang
kurang baik. Agar pembaca bisa lebih menarik untuk membaca bukunya seharusnya
kualitas cetakannya baik, kertas yang baik pula, sehingga gambar-gambar yang
ditampilkan akan semakin menambah daya tarik pembaca.
Kesimpulan :
Menurut saya,
ini memberikan banyak insprirasi. Jarang ada orang yang mau berusaha keras
seperti beliau. Kegagalan bukan berarti menyerah. Kegagalan berarti
keberhasilan yang tertunda. Hidup tanpa kegagalan tidak akan bisa mendewasakan
manusia. Jika kamu gagal melakukan
sesuatu, hanya satu hal yang harus kamu lakukan TRY AGAIN. Dan kalau kita tidak
melakukan sesuatu dengan sabar dan tulus, maka tak akan menghasilkan apa-apa.
Ilmu
pengetahuan adalah Senjata yang sangat ampuh. Tak akan ada yang bisa
menandinginya kecuali kekuasa’an Yang Maha Kuasa.
0 komentar:
Posting Komentar