Insulting
Someone Physically
Pernah ga sih kelemahan fisik kalian
diejek oleh orang lain ? Semua orang pasti pernah mengalami itu. Bahkan
sesempurna apapun seseorang, "goresannya" pasti pernah menjadi bahan
ejekan orang lain. Dan hampir setiap orang mengalami itu. Bohong kalau kamu belum
pernah. Kalau memang belum pernah beneran, yasudah selamat orang lain mungkin
tidak seperhatian itu sama kamu. Hehehee.. *ditimpuk*
Kelemahan fisik seseorang akan
selalu mudah terlihat dimata orang lain. Benar kata pepatah, gajah dipelupuk
mata yang segede itu ga keliatan tapi semut yang kecilnya lebih kecil dari upil
kamu sendiri di sebrang lautan keliatan jelas. Namanya manusia, selalu mencari
kelemahan orang lain tanpa melihat dimana kelemahan dirinya sendiri. Tapi
bicara soal kelemahan fisik seseorang, tunggu dulu. Kalau kita melihat
kapasitas seseorang untuk melakukan sesuatu, contoh mengerjakan tugas kuliah
atau mengejar hati gebetan tapi ga dapet-dapet, itu bisa jadi bahan ejekan
karna mungkin dari segi kapasitas dia bisa menyetarakan kapasitasnya dengan
orang lain. Yakni dengan cara belajar dan usaha lebih besar lagi untuk
menyetarakan dirinya dengan orang lain. INGAT! Tidak ada orang yang
bodoh, hanya malas. Tidak ada orang yang gagal, hanya kesandung sebentar.
Bagaimana dengan kelemahan fisik seseorang ? Itu tidak termasuk ke dalam bahan
pertimbangan peningkatan kapasitas diri seseorang. Dia seperti itu karna memang
diciptakan seperti itu. Thats it. Mengejek kelemahan fisik seseorang sama saja
dengan mengejek penciptanya. Kelemahan fisik seseorang jangan dijadikan bahan
pertimbangan untuk menakar seberapa kemampuannya. Lihat, banyak orang yang
memiliki keterbatasan fisik namun bisa jauh lebih sukses dari orang-orang yang
sempurna.
Bahan ejekan ? Think twice before
you do it. Kalau yang kalian ejek adalah sahabat kalian sendiri yang kalian
kenal luar dalam dari atas sampai bawah, ejeklah sebanyak-banyaknya. Karna
pasti kalian bakal diejek balik. Tapi jangan pernah tersinggung kalau ejekan
kalian dibalas dengan yang lebih sakit lagi. Itu hanya berlaku bagi sahabat,
tidak bagi orang lain, atau teman yang notabenenya tidak terlalu dekat dengan
kita. Suka tidak sukanya mereka, kita tidak bisa melihat atau merabanya. Misal,
teman kamu memiliki ukuran badan yang tidak wajar sebagai remaja umur 17
tahunan. So what ? Apa dia pernah mengemis makanan ke kamu karna dia gemuk ?
Kalau tidak pernah jangan mengejeknya dengan memanggilnya "ndut" atau
"eh gendut". Karna kalian tau, ejekan bisa jadi suatu motivasi bagi
dirinya untuk diet,tapi juga bisa jadi satu hal yang menghambat tingkat
kepercayaan dirinya. Percaya diri itu kadang susah didapatkan bagi orang-orang
tertentu. Apalagi bagi orang-orang yang diberi harapan palsu. Kerpercayan
dirinya untuk move on jadi lebih tipis dari orang-orang yang tidak diberi
harapan palsu. Oke sip.
Mungkin kelemahan fisik sudah jadi
hal yang lumrah untuk menjadi bahan ejekan bagi sebagian orang. Tapi ingat
bung, sesempurna-sempurnanya seseorang terlihat, memang selalu ada goresannya.
Termasuk orang yang mengejeknya. Karna mengejek kelemahan orang lain tidak
bikin kita lebih keren, lebih macho, lebih dicintai gebetan, atau lebih
terlihat cantik/ganteng. Bedakan antara mengejek dan memberikan saran / kritik.
Pada kasus tertentu kritikan akan terlihat seperti ejekan. Misal seperti ini,
"eh kayaknya kamu kalau lebih kurus duduk diangkotnya lebih hemat space
deh", berbeda dengan "eh kamu gendut sih, ga muat kan tuh
diangkot". Itu jauh terdengar berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar