Sabtu, 04 April 2015

Insulting Someone Physically

Insulting Someone Physically

Pernah ga sih kelemahan fisik kalian diejek oleh orang lain ? Semua orang pasti pernah mengalami itu. Bahkan sesempurna apapun seseorang, "goresannya" pasti pernah menjadi bahan ejekan orang lain. Dan hampir setiap orang mengalami itu. Bohong kalau kamu belum pernah. Kalau memang belum pernah beneran, yasudah selamat orang lain mungkin tidak seperhatian itu sama kamu. Hehehee.. *ditimpuk*

Kelemahan fisik seseorang akan selalu mudah terlihat dimata orang lain. Benar kata pepatah, gajah dipelupuk mata yang segede itu ga keliatan tapi semut yang kecilnya lebih kecil dari upil kamu sendiri di sebrang lautan keliatan jelas. Namanya manusia, selalu mencari kelemahan orang lain tanpa melihat dimana kelemahan dirinya sendiri. Tapi bicara soal kelemahan fisik seseorang, tunggu dulu. Kalau kita melihat kapasitas seseorang untuk melakukan sesuatu, contoh mengerjakan tugas kuliah atau mengejar hati gebetan tapi ga dapet-dapet, itu bisa jadi bahan ejekan karna mungkin dari segi kapasitas dia bisa menyetarakan kapasitasnya dengan orang lain. Yakni dengan cara belajar dan usaha lebih besar lagi untuk menyetarakan dirinya dengan orang lain.  INGAT! Tidak ada orang yang bodoh, hanya malas. Tidak ada orang yang gagal, hanya kesandung sebentar. Bagaimana dengan kelemahan fisik seseorang ? Itu tidak termasuk ke dalam bahan pertimbangan peningkatan kapasitas diri seseorang. Dia seperti itu karna memang diciptakan seperti itu. Thats it. Mengejek kelemahan fisik seseorang sama saja dengan mengejek penciptanya. Kelemahan fisik seseorang jangan dijadikan bahan pertimbangan untuk menakar seberapa kemampuannya. Lihat, banyak orang yang memiliki keterbatasan fisik namun bisa jauh lebih sukses dari orang-orang yang sempurna.

Bahan ejekan ? Think twice before you do it. Kalau yang kalian ejek adalah sahabat kalian sendiri yang kalian kenal luar dalam dari atas sampai bawah, ejeklah sebanyak-banyaknya. Karna pasti kalian bakal diejek balik. Tapi jangan pernah tersinggung kalau ejekan kalian dibalas dengan yang lebih sakit lagi. Itu hanya berlaku bagi sahabat, tidak bagi orang lain, atau teman yang notabenenya tidak terlalu dekat dengan kita. Suka tidak sukanya mereka, kita tidak bisa melihat atau merabanya. Misal, teman kamu memiliki ukuran badan yang tidak wajar sebagai remaja umur 17 tahunan. So what ? Apa dia pernah mengemis makanan ke kamu karna dia gemuk ? Kalau tidak pernah jangan mengejeknya dengan memanggilnya "ndut" atau "eh gendut". Karna kalian tau, ejekan bisa jadi suatu motivasi bagi dirinya untuk diet,tapi juga bisa jadi satu hal yang menghambat tingkat kepercayaan dirinya. Percaya diri itu kadang susah didapatkan bagi orang-orang tertentu. Apalagi bagi orang-orang yang diberi harapan palsu. Kerpercayan dirinya untuk move on jadi lebih tipis dari orang-orang yang tidak diberi harapan palsu. Oke sip.

Mungkin kelemahan fisik sudah jadi hal yang lumrah untuk menjadi bahan ejekan bagi sebagian orang. Tapi ingat bung, sesempurna-sempurnanya seseorang terlihat, memang selalu ada goresannya. Termasuk orang yang mengejeknya. Karna mengejek kelemahan orang lain tidak bikin kita lebih keren, lebih macho, lebih dicintai gebetan, atau lebih terlihat cantik/ganteng. Bedakan antara mengejek dan memberikan saran / kritik. Pada kasus tertentu kritikan akan terlihat seperti ejekan. Misal seperti ini, "eh kayaknya kamu kalau lebih kurus duduk diangkotnya lebih hemat space deh", berbeda dengan "eh kamu gendut sih, ga muat kan tuh diangkot". Itu jauh terdengar berbeda.



0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates