NAMA : TIARA ERLIYANTI
NPM : 28213891
KELAS : 4EB22
IDENTITAS JURNAL
|
|
Nama Jurnal
|
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan
|
Volume / Halaman
|
Volume 28(1) 2016
|
Nama Penulis
|
Caecilia Mesian Anggit Sari
|
Judul Jurnal
|
PEMETAAN
PENERAPAN STANDAR AUDIT BERBASIS ISA PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI DAERAH
ISTIMEWA JAKARTA
|
Tanggal Jurnal
|
September 2016
|
Pendahuluan
|
Keanggotaan Indonesia di IFAC diwakili
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Selain kewajiban IAI yang harus menaati
SMO, alasan Indonesia menerapkan ISA di dalam buku yang berjudul “Audit
Berbasis ISA” karangan Tuanakotta (2013) dijelaskan dari dua faktor.
Pertama, adanya kekuatan pasar. KAP di Indonesia yang melayani klien global
dan internasional, ISA merupakan konsekuensi dan kewajiban jika ingin tetap
dapat menjalin kerjasama. Kedua, adanya nilai tambah bagi profesi akuntan.
Penerapan ISA sebagai standar baru membawa nilai tambah bagi para investor
dan calon investor yang akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik
dengan standar baru. Akan tetapi, pada akhirnya profesi akuntansi di
Indonesia juga mendapatkan manfaat yang besar, yakni profesi akuntansi
mendapatkan nilai tambah yang tidak berwujud berupa peningkatan mutu audit.
Namun, disamping manfaat yang didapat
oleh profesi akutansi di Indonesia, tentunya terdapat beberapa peningkatan
biaya audit sebagai dampak pengimplementasian ISA. Biaya tersebut antara
lain: biaya pendidikan dan pelatihan, penerbitan kembali pedoman audit yang
dipakai KAP, sampai pada opportunity cost karena partner harus
mengikuti pelatihan atau memberi pelatihan kepada stafnya atau memberi
penjelasan kepada kliennya, dan lebih banyak waktu partner yang dibutuhkan
pada setiap perikatannya.
|
Metode Penelitian
|
Sampel
penelitian adalah partner/manajer/auditor senior pada 6 (enam) dari 12 (dua
belas) Kantor Akuntan Publik di Daerah Istimewa Yogyakarta (lihat Tabel 2)
atau sebanyak 50% dari populasi
Analisis
data dalam penelitian ini mengadopsi langkah dari Cresswell dalam Kusuma
(2014) yakni:
1. Pengorganisasian data
2. Membaca dan membuat catatan
3. Mendeskripsikan data menjadi kode dan tema
4. Mengklasifikasikan data menurut kode dan tema
5. Menginterpretasikan data
6. Menampilkan dan menvisualisasikan data menggunakan
narasi
|
Hasil Penelitian
|
International
Federation of Accountant (IFAC)
IFAC adalah organisasi yang membidangi
standar-standar akuntansi, auditing, kode etik, dan kendali mutu pada tatanan
global (Tuanakotta, 2013). IFAC didirikan untuk memperkuat profesi akuntansi
di seluruh dunia dengan mengembangkan standar internasional yang berkualitas
tinggi
nternational
Auditing and Assurance Standards Board (IAASB)
IAASB merupakan badan penetapan standar
independen yang melayani kepentingan umum dengan menetapkan standar
internasional berkualitas tinggi untuk bidang audit, pengendalian mutu,
review, jasa asurans lain, dan jasa lain yang terkait.
International
Standards on Auditing (ISA)
pada tahun 2004 IAASB memulai program
yang komprehensif untuk meningkatkan kejelasan atas ISA yang dikenal sebagai Clarity
Project. Dalam program ini IAASB menerapkan konvensi baru mengenai
penyusunan draft pada seluruh ISA, sebagai bagian dari revisi substantif
maupun penyusunan draf ulang secara terbatas.
Standar Audit
(SA) berbasis International Standard on Auditing (ISA)
Standar Audit (SA) mengatur tentang
standar yang digunakan oleh praktisi saat melaksanakan kegiatan audit atas
laporan keuangan historis.
Perbedaan International
Standard on Auditing (ISA) dengan Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP)
Dalam buku “Audit Berbasis ISA”,
Tuanakotta (2013) menjelaskan 5 (lima) hal yang berbeda secara fundamental
antara ISA dengan SPAP. Perbedaan tersebut antara lain:
·
Menekankan
pada Audit Berbasis
·
Resiko
Perubahan dari Rules based ke Principle Based
·
Berpaling dari
Model Matematis
·
Menekankan pada
Kearifan Profesional (Professional Judgement)
·
Melibatkan peran Those Charge with
Governance (TCWG.
Hasil :
Dari tabel 9 menunjukkan bahwa mayoritas
KAP di Yogyakarta masih dalam tahap mengetahui (50%) terhadap peraturan
penerapan standar audit berbasis ISA (level 1); sebanyak 33% KAP ada pada
level 2 (level edukasi) dan 17% sudah pada level 4 (penerapan). Penjelasan
50% KAP berada dalam tahap mengetahui dikarenakan KAP sudah mengetahui adanya
peraturan penerapan standar audit berbasis ISA tetapi belum melakukan
tindakan apapun terkait peraturan tersebut. Alasan pihak KAP belum melakukan
tindakan terkait penerapan ISA dikarenakan terkendalanya pihak KAP pada klien
mereka yang berukuran kecil dan menengah di mana dalam pelaporannya masih
berdasarkan SAK-ETAP. Pihak KAP menyatakan bahwa pelaksanaan audit yang
berbasis ISA kurang tepat diterapkan di perusahaan kecil.
Hal ini bertolak belakang dengan
peraturan yang sudah dikeluarkan IAPI. Untuk menanggapi klien yang berukuran
kecil dan menengah, IAPI melalui Komite Asistensi dan Implementasi Standar
Profesi (KAISP) juga menerbitkan Tanya-Jawab (TJ) untuk membahas penerapan
SA berbasis ISA secara proposional sesuai dengan ukuran dan kompleksitas
suatu entitas. Tanya-Jawab ini tidak merubah ataupun mengganti SA yang
ada namun Tanya- Jawab ini ditujukan untuk membantu auditor EBK untuk
menerapkan SA yang relevan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu alasan
utama dari ke lima KAP yang menyatakan bahwa kendala dalam penerapan SA
berbasis ISA pada kliennya yang berukuran kecil dan menengah adalah tidak
tepat karena pada kenyataannya IAPI sudah memberikan pemahaman yang lebih
sederhana dalam penerapan SA berbasis ISA.
|
Kesimpulan Penelitian
|
Kesimpulan
penelitian ini adalah penerapan standar audit berbasis ISA pada KAP di
Yogyakarta dalam kondisi sebagai berikut:
·
17% KAP sudah dalam tahap penerapan
(level 4). KAP yang sudah dalam kondisi ini adalah
KAP DBSD&A
·
33% KAP dalam tahap edukasi (level 2).
KAP yang ada pada kondisi ini adalah KAP Inaresjz dan KAP BMY
·
Sedangkan 50% diantaranya (level 1), KAP
masih dalam tahap mengetahui. KAP yang masih dalam kondisi ini adalah KAP
Mahsun, KAP Kuncara dan KAP Donosapoetro.
|
0 komentar:
Posting Komentar